Sore Yang Terbenam

Mulai pukul 04.00 sore, kebiasaan saya selalu sama…Penjualan yang tidak seberapa tetap saya kerjakan, mumpung ada labanya, lumayan untuk ditabung..Adapun penjualan kecil saya adalah mengantarkan gas dari pelanggan satu ke pelanggan yang lain.

Hari ini cukup merisaukan hati, entah mengapa perasaan malas menguasai saya, ogah bergerak alias mager. Maklum juga, semenjak Ayah saya meninggal bulan lalu, semangat saya turun drastis. Saya lebih banyak termenung dan menangis. Tapi setelah perasaan diluapkan, rasa lega timbul, dan kesadaran mulai pulih walau tidak sepenuhnya..

Saya mulai bangkit dan menyalakan sepeda motor, untuk memulai aktivitas di sore hari ini. Saya ambil tabung hijau melon satu persatu dan saya mulai menjelajah toko pelanggan saya. Harga yang saya tetapkan Rp 20 000, terhitung untuk biaya transport juga. Sepanjang jalan, pikiran saya melayang, terpikir sosok ayah yang baik dan sabar.. Sayapun teringat untuk terakhir kalinya, ayah saya ikut bersama mengantar tabung – tabung itu ke pelanggan.., membuat perjalanan saya di sore itu tambah mendung.

Tapi, ah, sudahlah, bukanlah ini kehendak Sang Hidup? pikirku. Saya pun kembali melangkah dengan sepeda motor dibuai angin yang lembut dan udara panas sore, saya berusaha fokus untuk hidup. Dalam benak saya, besok, akan ada sore yang mendung lagi, dan saya akan kembali bangkit…

Diterbitkan oleh mabela1

Hanya seorang gadis kecil yang berjuang

Tinggalkan komentar

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Ayo mulai